METODE PENGEMPANGAN PERANGKAT LUNAK


METODE  PENGEMBANGAN  PERANGKAT  LUNAK
Pengembangan perangkat lunak dapat diartikan sebagai proses membuat suatu perangkat lunak baru untuk menggantikan perangkat lunak lama secara keseluruhan atau memperbaiki perangkat lunak yang telah ada. Agar lebih cepat dan tepat dalam mendeskripsikan solusi dan mengembangkan perangkat lunak, juga hasilnya mudah dikembangkan dan dipelihara, maka pengembangan perangkat lunak memerlukan suatu metodologi khusus. Metodologi pengembangan perangkat lunak adalah suatu proses pengorganisasian kumpulan metode dan konvensi notasi yang telah didefinisikan untuk mengembangkan perangkat lunak. Secara prinsip bertujuan untuk membantu menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas (Jaidan Jauhari .pdf). Berikut batu landasan yang menopang rekayasa perangkat lunak (Rogers S. Pressman, 2002:28):
Metodologi pengembangan perangkat lunak atau disebut juga model proses atau paradigma rekayasa perangkat lunak adalah suatu strategi pengembangan yang memadukan proses, metode, dan perangkat (tools) (Modul RPL.pdf). Metode-metode Rekayasa Perangkat Lunak,  memberikan teknik untuk membangun perangkat lunak. Berkaitan dengan serangkaian tugas yang luas yang menyangkut analisis kebutuhan, konstruksi program, desain, pengujian, dan pemeliharaan (Rogers S. Pressman:2002).

Untuk menyelesaikan masalah di dalam pengembangan perangkat lunak, tim perekayasa harus menggabungkan strategi pengembangan yang melingkupi lapisan proses, metode, dan alat bantu. Model proses rekayasa perangkat lunak dipilih berdasarkan sifat aplikasi dan proyeknya, metode dan alat-alat bantu yang akan dipakai, dan control serta penyampaian yang dibutuhkan.
 Berikut Metode-Metode Pengembangan Perangkat Lunak (Model Proses Pengembangan Perangkat Lunak) yaitu metode sekuensial linier, prototype, RAD, Fourth Generation Techniques (4GT) dan spiral (dalam Jaidan Jauhari.Pdf). Selain metode-metode tersebut Roger S. Pressman (2002:45), mengungkapkan dua metode lagi yaitu  metode Proses Perangkat Lunak Evolusioner (pertambahan, spiral, konkruen), dan metode formal.

Metode pengembangan perangkat lunak ini menggunakan pendekatan pada perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini melingkupi aktivitas-aktivitas :
A)    Rekayasa dan pemodelan system/informasi
Karena perangkat lunak adalah bagian dari sistem yang lebih besar, pekerjaan dimulai dari pembentukan kebutuhan-kebutuhan untuk seluruh elemen sistem dan kemudian memilah mana yang untuk pengembangan perangkat lunak. Hal ini penting, ketika perangkat lunak harus berkomunikasi dengan hardware, orang dan basis data
B)    Analisis kebutuhan perangkat lunak
Pengumpulan kebutuhan dengan fokus pada perangkat lunak, yang meliputi : Domain informasi, fungsi yang dibutuhkan, unjuk kerja/performansi dan antarmuka. Hasilnya harus didokumentasi dan direview ke pelanggan
C)    Desain
Ada 4 atribut untuk program yaitu : Struktur Data, Arsitektur perangkat lunak, Prosedur detil dan Karakteristik Antarmuka. Proses desain mengubah kebutuhan-kebutuhan menjadi bentuk karakteristik yang di mengerti perangkat lunak sebelum dimulai penulisan program. Desain ini harus terdokumentasi dengan baik dan menjadi bagian konfigurasi perangkat lunak.
D)    Generasi kode
Penterjemahan perancangan ke bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, dengan menggunakan bahasa pemrograman
E)     Pengujian
Setelah kode program selesai testing dapat dilakukan. Testing memfokuskan pada logika internal dari perangkat lunak, fungsi eksternal dan mencari segala kemungkinan kesalahan dan memriksa apakah sesuai dengan hasil yang diinginkan.
F)     Pemeliharaan
Merupakan bagian paling akhir dari siklus pengembangan dan dilakukan setelah perangkat lunak dipergunakan. Pemeliharaan perangkat lunak mengaplikasikan lagi Setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru. Kegiatan :
·         Corrective Maintenance : Mengoreksi kesalahan pada perangkat lunak, yang baru terdeteksi pada saat perangkat lunak dipergunakan
·         Adaptive Maintenance : Penyesuaian dengan lingkungan baru, misalnya sistem operasi atau sebagai tuntutan atas perkembangan sistem komputer, misalnya penambahan printer driver
·         Perfektive Maintenance : Bila perangkat lunak sukses dipergunakan oleh pemakai. Pemeliharaan ditujukan untuk menambah kemampuannya seperti memberikan fungsi-fungsi tambahan, peningkatan kinerja dan sebagainyaModel sekuensial adalah metode pengembangan perangkat lunak yang paling luas dipakai dan paling tua.
Kelemahan model ini antara lain :
·       Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti alur sekuensial seperti diusulkan, sehingga perubahan yang terjadi dapat menyebabkan hasil yang sudah didapat tim harus diubah kembali/iterasi sering menyebabkan masalah baru.
·      Linear sequential model mengharuskan semua kebutuhan pemakai sudah dinyatakan secara eksplisit di awal proses, tetapi kadang-kadang ini tidak dapat terlaksana karena kesulitan yang dialami pemakai saat akan mengungkapkan semua kebutuhannya tersebut.
·     Pemakai harus bersabar karena versi dari program tidak akan didapat sampai akhir rentang waktu proyek.
·     Adanya waktu menganggur bagi pengembang, karena harus menunggu anggota tim proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya.


Berikut Motode Menurut Roger S.Pressman
1.      Model Proses Perangkat Lunak Evolusioner
Model evolusioner adalah model iterative, ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan perekayasa perangkat lunak mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap sedikit demi sedikit. Kebutuhan produk dan bisnis kadang-kadang berubah seiring dengan laju perkembanganya. Dalam situasi tersebut maupun lainya, perekayasa perangkat lunak membutuhkan sebuah model proses yang sudah dirancang secara eksplisit untuk mengakomodasi produk perkembangan sepanjang waktu. Model ini bukan termasuk rekayasa perangkat lunak klasik. Model evolusioner meliputi :
a.       Model pertambahan
Model incremental menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linier (diaplikasikan secara berulang) dengan filosofi prototype iterative. Model ini memakai urutan-urutan linier di dalam model yang membingungkan, seiring dengan laju waktu kalender. Setiap urutan linier menghasilkan pertambahan, perangkat lunak “yang bisa disampaikan.” Contoh, perangkat lunak pengolah kata yang dikembangkan dengan menggunakan paradigm pertambahan akan menyampaikan manajemen file, editing, serta fungsi penghasilan dokumen pada pertambahan pertama, dan selanjutnya. Pertambahan pertama dapat disebut sebagai produk inti (core product).
Model ini berfokus pada penyampaian produk operasional dalam Setiap pertambahanya. Pertambahan awal ada di versi stripped down dari produk akhir, tetapi memberikan kemampuan untuk melayani pemakai dan juga menyediakan platform untuk evaluasi oleh pemakai.

Perkembangan pertambahan, khususnya berguna pada staffing, tidak bisa dilakukan menggunakan implementasi lengkap oleh batas waktu bisnisyang sudah disepakati untuk proyek tersebut. jika produk inti diterima dengan baik, maka staf tambahan bisa ditambahkan untuk mengimplementasi pertambahan selanjutnya.
a.       Model spiral
Awalnya diusulkan oleh Boehm (BOE88), adalah model proses perangkat lunak yang evolusioner, merangkai sifat iterative dari prototype dengan cara control dan aspek sistematis dari model sekuensial linier. Model yang berpotensi untuk pengembangan versi pertambahan perangkat lunak secara cepat. Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja atau wilayah tugas, antara lain :
·        Komunikasi pelanggan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi   yang efektif diantara pengembang dan pelanggan.
·       Perencanaan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber-sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan.
·    Analisis resiko, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko, baik manajemen maupun teknis.
·   Perekayasaan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut.
·   Konstruksi dan peluncuran, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang (instal), dan memberikan pelayanan kepada pemakai (contohnya pelatihan dan dokumentasi) 
·        Evolusi pelanggan, tugas-tugas untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi perangkat lunak, yang dibuat selama masa perekayasaan, dan dimplementasikan selama masa pemasangan.
 
     Model spiral menjadi pendekatan yang realistis bagi perkembangan system dan perangkat lunak skala besar. Karena perangkat lunak terus bekerja  selama proses bergerak, pengembang dan pemakai memahami, dan bereaksi lebih baik terhadap resiko dari Setiap tingkat evolusi. Model spiral menggunakan prototype sebagai mekanisme pengurangan resiko.

     Model spiral membutuhkan keahlian penafsiran resiko yang masuk akal, dan sangat bertumpu pada keahlian ini untuk mencapai keberhasilan. Jika sebuah resiko tidak dapat ditemukan dan diatur, pasti akan terjadi masalah. Model ini membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai kehandalannya bisa dipertimbangkan dengan kepastian absolute.
a.       Model rakitan komponen
    Model ini menggabungkan beberapa karakteristik model spiral. Bersifat evolusioner, sehingga membutuhkan pendekatan iterative untuk menciptakan perangkat lunak. Tetapi model ini merangkai aplikasi dari komponen perangkat lunak sebelum dipaketkan (kadang disebut kelas). 
    Aktivitas perangkat lunak dimulai dengan  identifikasi calon kelas. Dipenuhi dengan mengamati data yang akan dimanipulasi oleh aplikasi dan algoritma-algoritma yang akan diaplikasikan. Data dan algoritma yang berhubungan dikemas ke dalam kelas. Kelas-kelas tersebut disimpan dalam class library (tempat penyimpanan).
     Model ini membawa pada penggunaan kembali perangkat lunak, dan kegunaan kembali itu memberi sejumlah keuntungan yang bisa diukur pada rekayasa perangkat lunak.
b.      Model perkembangan konkruen
      Representasi aktivitas dalam model ini, meliputi aktivitas analisis, bisa berada dalam salah satu dari keadaan-keadaan yang dicatat pada saat tertentu. Dengan cara yang sama, aktivitas yang lain (desain atau komunikasi pelanggan) dapat direpresentasikan dalam sebuah sikap yang analog. Semua aktifitas ada secara konkruen tetapi dia tinggal didalam keadaan yang berbeda. Model ini sering digunakan sebagai paradigm bagi pengembangan aplikasi klien/server.
     Kenyataanya model proses konkruen bisa diaplikasikan ke dalam semua tipe perkembangan perangkat lunak, dan memberikan gambaran akurat mengenai keadaan tertentu dari sebuah proyek. Selain membatasi ajtivitas perekayasa ke dalam sederetan kejadian, model proses juga mendefinisikan jaringan aktivitas. 

2.      Model Formal
Model metode formal mencangkup sekumpulan aktivitas yang membawa kepada spesifikasi matematis perangkat lunak computer. Metode ini memungkinkan perekayasa perangkat lunak untuk mengkhususkan, mengembangkan, dan memverifikasi system berbasis computer dengan menggunakan notasi matematis yang tepat.variasi dalam pendekatan ini, disebut clean-room rekayasa perangkat lunak, sedang diaplikasikan oleh banyak organisasi pengembang perangkat lunak.
Bila metode formal dipakai selama masa pengembangan, maka akan memberikan mekanisme untuk mengeliminasi banyak masalah yang sulit dipecahkan menggunakan paradigm perangkat lunak yang lain. Ambiguitas, ketidaklengkapan, dan ketidak-konsitenan bisa ditemukan dan diperbaiki secara mudah, tidak melalui kajian ad hoc tetapi melalui aplikasi analisis matematis. Jika metode ini dipakai selama proses perancangan, maka berfungsi sebagai dasar bagi verifikasi program sehingga memungkinkan perekayasa  untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan yang mungkin saja tidak terdeteksi.
Metode formal akan banyak memperoleh penganut diantara pengembang perangkat lunak yang harus membangun perangkat lunak yang kritis untuk keselamatan (missal : pengembangan perangkat medis, dan penerbangan pesawat), serta diantara yang harus menderita karena faktor ekonomis yang harus dialami oleh perangkat lunak.  
Metode ini mempunyai keterbatasan dalam pemakaiannya. Keunggulan dari metode pengembangan perangkat lunak model formal ini adalah mengurangi jumlah kesalahan pada sistem sehingga penggunaan utamanya adalah pada sistem yang kritis. Hal ini menjadi efektif dari segi biaya.
Pemakaian model pengembangan formal memerlukan tingkat kerahasian sebelum digunakan. Sedangkan permasalahan dalam metode pengembangan perangkat lunak model formal:
Pengembangan model formal banyak memakan waktu dan mahal.
Karena beberapa pengembang perangkat lunak perlu mempunyai latar belakang yang diperlukan untuk mengaplikasikan metode formal, maka diperlukan pelatihan yang ekstensif.
Sulit untuk menggunakan model – model sebagai sebuah mekanisme komunikasi bagi pemakai yang secara teknik belum canggih.

 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

22.Model WATERFALL

8.Model SDLC Incremental

FLOWCHART