4.Model Extreme Programming
Extreme Programming
Extreme Programming adalah suatu
model yang termasuk dalam pendekatan agile yang diperkenalkan
oleh Kent Back. Menurut penjelasannya, definisi XP adalah sebagai berikut: “Extreme
Programming (XP) adalah metode pengembangan software yang cepat, efisien,
beresiko rendah, fleksibel, terprediksi, scientific, dan menyenangkan.“.
Model ini cenderung menggunakan
pendekatan Object-Oriented. Tahapan-tahapan yang harus dilalui
antara lain: Planning, Design, Coding, dan Testing. Sasaran
Extreme Programming adalah tim yang dibentuk berukuran antara kecil sampai
medium saja, tidak perlu menggunakan sebuah tim yang besar. Hal ini dimaksudkan
untuk menghadapi requirements yang tidak jelas maupun terjadinya
perubahan-perubahan requirements yang sangat cepat. Extreme Programming
merupakan agile methods yang paling banyak digunakan dan menjadi sebuah
pendekatan yang sangat terkenal.
Core Value
Extreme Programming, yaitu:
Kurangnya komunikasi merupakan
penyebab utama kegagalan pengembangan software. Oleh karena itu Extreme
Programming(XP) memfokuskan diri pada hubungan komunikasi yang baik antar
tim-klien, anggota tim, dan manajer proyek.Komunikasi dalam XP dibangun dengan
melakukan pemrograman berpasangan (pair programming).Klien harus dilibatkan
dalam proses pengembangan perangkat lunaknya dengan tujuannya untuk memberikan
pandangan pengembang sesuai dengan pandangan pengguna sistem yang dibangun.
Extreme Programming (XP) melakukan
semua pekerjaan dengan sederhana dan praktis tanpa mengurangi fungsi utamanya.
Dalam pengerjaan, metode yang dipilih adalah metode yang pendek dan simpel.
Jangan terlalu rumit dalam membuat desain, hilangkan fitur yang tidak ada
gunanya atau hapus fungsi yang tidak terpakai. Dengan kata lain lebih baik
melakukan hal yang sederhana saat sekarang (sesuai kebutuhan) dan
mengembangkannya nanti jika diperlukan.
Selalu evaluasi perkembangan
perangkat lunak yang sedang dikerjakan. Segala informasi harus dikumpulkan
setiap interval waktu yang konsisten dan kesalahan-kesalahan yang muncul selama
proses pengembangan harus dibahas dan dicari solusinya. Umpan balik tersebut berfungsi
sebagai indikator kemajuan proyek dan menginformasikan pemimpin proyek apabila
perubahan perlu dibuat.
Programmer Extreme Programming (XP)
didorong untuk berani bereksperimen dan menulis ulang kode jika mereka tidak
puas dengan kode atau desain yang sudah ada. Hal ini membantu mempertahankan
moral serta intgritas para pengembang proyek dan dapat mendukung lebih lanjut
komunikasi dengan anggota proyek lainnya.
Tahapan Dalam
XP Programming
Aktivitas planning dimulai dengan
membentuk user stories. Anggota XP team kemudian menilai setiap story dan
menentukan cost — diukur dalam development week.
Customer dan XP team bekerja bersama
untuk memutuskan bagaimana grup story untuk release berikutnya (software
increment berikutnya) untuk dibangun oleh XP team. Jika komitmen telah dibuat,
XP team akan membangun story-story dengan cara :
Semua
story segera diimplemetasikan (dalam beberapa minggu)
1. Story dengan value tertinggi akan dipindahkan dari jadwal dan dimplementasikan pertama.
2.
Story dengan resiko paling tinggi akan diimplemetasikan terlebih dulu. Setelah
project pertama direlease dan didelivery, XP team memperhitungkan kecepatan
project. Selama development, customer dapat menambah story, merubah value,
membagi story atau menghapusnya.
XP menggunakan CRC card, untuk
mengenali dan mengatur object oriented class yang sesuai dengan software
increment.
Berikut Siklus Hidup dalam XP
Programming.
Extreme
Programming tepat untuk dipergunakan untuk pembuatan program yang:
- Membutuhkan perubahan yang cepat (misalnya: Game Mobile)
- Proyek beresiko tinggi dengan tantangan yang berat
- Tim programmer sedikit, yaitu sekitar 2–10 orang
- Adanya permintaan dari pelanggan secara langsung
- Meningkatkan kepuasan kepada klien
- Pembangunan system dibuat lebih cepat
- Menjalin komunikasi yang baik dengan client.
- Meningkatkan komunikasi dan sifat saling menghargai antar developer.
-
Kelemahan Extreme Programming, yaitu:
- Cerita-cerita yang menunjukkan requirements dari pelanggan kemungkinan besar tidak lengkap sehingga Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan akan selalu diterima.
- Tidak bisa membuat kode yang detail di awal (prinsip simplicity dan juga anjuran untuk melakukan apa yang diperlukan hari itu juga).
- XP tidak memiliki dokumentasi formal yang dibuat selama pengembangan. Satu-satunya dokumentasi adalah dokumentasi awal yang dilakukan oleh user.
Komentar
Posting Komentar