24.MODEL TRADITIONAL
MODEL System
Development Life Cycle (SDLC)
SDLC merupakan
metode pengembangan system paling tua dan sangat cocok untuk pengembangan
system yang besar.
a. Tidak sesuai atau tidak terlalu disarankan untuk small
scale project karena:
1.
Banyak memerlukan
sumber daya.
2.
Tidak fleksibel
3.
Sulit untuk
melakukan perubahan aplikasi dengan pengambilan keputusan yang cepat
b. SDLC lebih dari sekedar fase :
1.
Prinsip manajemen
2.
Perencanaan dan
pengawasan
3.
Pengorganisasian
dan penjadwalan
4.
Penyelesaian
masalah
A. Keuntungan :
1.
Adanya laporan setiap akhir
fase sehingga memudahkan adanya kontrol/pengawasan.
2.
Mudah melakukan dokumentasi.
3.
Dokumentasi secara formal
sehingga memudahkan penelusuran kembali terhadap kebutuhan bisnis
B. Kelemahan :
1.
Pengguna mendapatkan
produk sesuai dengan pemahaman pengembang yang belum tentu sesuai kebutuhan.
2.
Dokumentasi mahal
dan menghabiskan waktu pembuatan dan selalu berubah atau mengalami perbaikan.
A. System development life cycle (SDLC)
Menyediakan keseluruhan framework untuk mengelola proses
pengembangan sistem,for managing systems development process.
B. SDLC terdiri dari 5 fase :
Masing-masing fase terdiri dari aktivitas yang saling
terkait atau berhubungan
A. 3 aktivitas utama :
1.
Analisa : memahami kebutuhan bisnis
2.
Desain : membuat konsep solusi pengembangan system berbasis computer
3.
Implementasi : konstruksi atau pembuatan, testing dan instalasi
B. 2 aktivitas tambahan
1. Perencanaan proyek
2. Support atau dukungan
A. Fase Perencanaan
1. Mendefinisikan
masalah
2. Mengkonfirmasikan
kelayakan proyek
3. Membuat
jadwal proyek
4. Menentukan
staff yang terlibat dalam proyek
5. Memulai proses pengembangan proyek
B. Fase
Analisis
1. Mengumpulkan
informasi
2. Mendefinisikan
kebutuhan-kebutuhan sistem.
3. Membangun
prototipe yang sesuai atau memenuhi kebutuhan sistem.
4. Menentukan
prioritas kebutuhan sistem.
5. Membuat
prototipe atas prioritas dan melakukan evaluasi terhadap alternatif yang
dipilih.
6. Mereview
rekomendasi terhadap pihak manajemen
C. Fase
Desain
o
DesainLevel Tinggi(ArsitekturSistem)
1. Desain
dan integrasi jaringan
2. Desain
arsitektur aplikasi
o
DesainLevel Rendah
1. Desain
user interface
2. Desain
sistem interface
3. Desain
dan integrasi database
4. Prototype
desain secara lengkap
5. Desain
dan integrasi pengawasan sistem
D. Fase
Implementasi
1. Membangun
komponen-komponen perangkat lunak.
2. Melakukan
verifikasi dan pengujian.
3. Mengkonversi
data.
4. Melakukan
training user dan mendokumentasikan sistem.
5. Menginstall
sistem.
E. Fase
support
1. Memelihara
sistem.
2. Memperbaiki
sistem.
3. Mendukung pengguna
Berikut ada 20 model System
Development Life Cycle (SDLC) atau yang lebih dikenal dengan metode pengembangan
sistem informasi. Model-model SDLC sebagai berikut :
1. Model Tradisional
Pendekatan sistem adalah sebuah metodologi. Metodologi
adalah suatu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan
sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus
hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle-SDLC) adalah aplikasi
dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
Beberapa pendekatan pengembangan sistem adalah :
Beberapa pendekatan pengembangan sistem adalah :
1.
SDLC tradisional
2.
Prototyping
3.
Rapid Application Development
4.
Business Process Redesign
SDLC tradisional adalah metode pengembangan sistem
informasi klasik yang mengikuti suatu pola teratur secara bertahap yang
dikerjakan dari atas ke bawah. SDLC tradisional seringkali disebut pendekatan
waterfall. Aktivitas dalam siklus ini memiliki aliran satu arah menuju
penyelesaian proyek. Tahapan dalam SDLC tradisional adalah sebagai berikut :
- Perencanaan
- Analisis
- Perancangan
- Implementasi
- Penggunaan
A.Perencanaan
Sasaran Tahap perencanaan adalah diperolehnya cakupan dari proyek pengembangan
sistem dan dasar-dasar untuk kendali.
Tahap perencanaan terdiri dari :
1.
Menyadari adanya masalah atau pemicu masalah
2.
Menetaplan masalah
3.
Mengidentifikasi kendala sistem
4.
Membuat studi kelayakan
B. Analisis
Tujuan dari tahap analisis adalah memahami permasalahan secara menyeluruh dan
mendefinisikan kebutuhan pemakai (apa yg harus dilakukan oleh sistem untuk
memenuhi keinginan pemakai.Tahap analisis terdiri dari :
1.
Mengumumkan penelitian sistem
2.
Mengorganisasik tim proyek
3.
Mendefinisikan kebutuhan informasi
4.
Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
5.
Menyiapkan usulan perancangan
6.
Menerima atau menolak perancangan
C. Perancangan
Tujuan dari tahap perancangan adalah menentukan solusi yang dapat memenuhi
kebutuhan informasi pemakai yang sudah didefinisikan dan
membuat suatu model implementasi yang akan dibangun kemudian.
Tahap perancangan terdiri dari :
1.
Menyiapkan perancangan sistem rinci
2.
Mengidentifikasi alternatif konfigurasi sistem
3.
Mengevaluasi alternatif konfigurasi sistem
4.
Memilih konfigurasi terbaik
5.
Menyiapkan usulan penerapan
6.
Menyetujui atau menolak penerapan system
D. Implementasi
Tujuan tahap implementasi adalah mendapatkan sistem informasi sesuai dengan
kebutuhan pemakai. Tahapan implementasi tesdiri dari :
1.
Merencanakan penerapan
2.
Mengumumkan penerapan
3.
Mendapatkan sumber daya HW
4.
Mendapatkan sumber daya SW
5.
Menyiapkan basis data
6.
Menyiapkan fasilitas fisik
7.
Pelatihan pemakai
8.
Masuk/peralihan ke sistem baru
E. Penggunaan
Tujuan tahap penggunaan adalah menjaga agar sistem tetap beroperasi secara
normal, dapat mengantisipasi penyimpangan yang mungkin dialami sistem dan
melakukan evaluasi sistem.
Komentar
Posting Komentar