11.Model PROTOTYPE
Prototyping menjadi sangat populer sebagai model
pengembangan software, karena Memungkinkan untuk memahami kebutuhan pelanggan
pada tahap awal pengembangan. Ini membantu mendapatkan feedback yang berharga
dari pelanggan dan membantu developer memahami apa sebenarnya yang diharapkan
dari produk yang sedang dikembangkan. Prototyping digunakan untuk memungkinkan
client/user mengevaluasi sistem yang di rancang di awal oleh developer dan
mencobanya sebelum di implementasikan. Hal ini dapat membantu memahami
persyaratan pembangunan sistem yang spesifik oleh user dan mungkin belum
implementasikan oleh developer selama perancangan produk.
Berikut adalah
fase-fase garis besar perancangan prototype model:
Fase ini untuk pemahaman kebutuhan dasar produk terutama dalam hal user interface. Rincian desain internal dan eksternal yang lebih rumit seperti kinerja dan keamanan dapat di abaikan pada tahap ini.
Fase ini untuk mengembangkan protype awal. dimana persyaratan yang sangat mendasar dipamerkan dan user interface selesai di buat. Fitur-fitur ini mungkin tidak bekerja dengan cara yang sama secara internal dalam perangkat lunak yang sebenarnya dikembangkan. Sementara, workarounds digunakan untuk memberikan tampilan dan nuansa yang sama kepada pelanggan dalam prototipe yang dikembangkan.
Fase ini untuk user/client melakukan review prototype yang sudah dirancang oleh developer untuk memberikan feedback yang bertujuan untuk penyempurnaan lebih lanjut sistem/software yang sedang dikembangkan.
fase ini untuk membahas Feedback dan review yang sudah di dapatkan di fase sebelumnya. Negosiasi antara client dan developer terjadi disini untuk menentukan waktu perancangan serta biaya untuk perubahan sistem tersebut. Perubahan sistem ini seharusnya sudah di setujui oleh ke 2 pihak (client & developer) dan siklus development pun kembali dilanjutkan sesuai dengan revisi dan client agar ekpektasi client terpenuhi.
- Meningkatnya keterlibatan pengguna dalam produk bahkan sebelum diimplementasi
- Karena model sistem yang di bangun di share ke user, maka user mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang sistem yang sedang dikembangkan.
- Mengurangi waktu dan biaya karena cacat dapat dideteksi jauh lebih awal.
- Feedback user yang cepat di awal dapat memberikan solusi yang lebih baik
- Fungsi yang tidak ada dapat diidentifikasi dengan mudah dan cepat
- Fungsi yang membingungkan dapat di hilangkan
- Risiko analisis kebutuhan yang tidak mencukupi karena terlalu banyak ketergantungan pada Prototipe
- Pengguna mungkin bingung dalam prototipe dan sistem sebenarnya.
- Upaya yang diinvestasikan dalam membangun prototip mungkin terlalu banyak jika tidak dipantau tepat.
- Pengembang dapat mencoba untuk menggunakan kembali prototipe yang ada untuk membangun sistem yang sebenarnya, Bahkan bila hal itu tidak layak secara teknis.
Komentar
Posting Komentar